Terkadang hidup ini melelahkan.
Menjadi orang tua tidaklah mudah, begitu pula menjadi seorang anak sangatlah sulit.
Akan tetapi sungguh beruntung anak yang memiliki orang tua yang bijaksana.
Tetapi tidak demikian dengan aku.
Sejak kecil aku terbiasa dididik keras oleh orang tuaku.
Mereka egois terkadang otoriter.
Aku tahu tujuan didikan mereka itu baik akan tetapi cara mereka itu salah, menurutku.
Sebenarnya disaat usiaku masih terbilang anak anak, aku adalah orang yang periang, ceria dan aktif.
Akan tetapi disaat aku mulai beranjak dewasa sampai saat ini aku menjadi pendiam dan pasif.
Mulai bermunculan perasaan negatif seperti minder, murung, kurang bergaul dan tertutup.
Aku sadar sebenarnya yang terjadi didalam kehidupanku mendadak menjadi seperti itu, tidak lain dan tidak bukan dikarenakan lingkungan keluargaku.
Mereka tidak perduli dengan perasaan anaknya, terlebih seorang mamah.
Mereka ingin dihargai akan tetapi mereka tidak pernah menghargai keputusan atau ide ide dari anaknya.
Yang lebih parahnya lagi, mereka lebih menghargai omongan orang lain daripada anaknya sendiri.
Selama sekolah aku selalu terkurung dalam kamar, keluar rumah hanya sekolah dan untuk keperluan lainnya.
Pergi kemanapun, aku selalu dicurigai oleh mereka, " gak boleh telat atau apalah ".
Didalam rumah pun jika aku punya sesuatu ide atau pendapat pun sangat disepelekan oleh mereka.
Pokoknya aku tidak pernah mengekspresikan gaya-ku di hadapan mereka ... PERCUMA !!!
Yang mereka mau dari anak anaknya hanyalah fokus pada pelajaran sekolah ... BELAJAR, BELAJAR dan BELAJAR ... ujung ujungnya TEORI mulu ...
Memang terlalu kolot cara pemikiran mereka.
Selama ini aku selalu memendam pendapatku atau apa yang aku mau.
Dan aku mencoba kuat bertahan dalam keadaan yang seperti ini, meskipun hatiku sakit, sedih bahkan frustasi.
Sampai sampai mereka selalu membandingkan anaknya sendiri dengan anak orang lain, seolah olah anak orang lain itu lebih hebat.
Bahkan terkadang mereka, suka menyalahkanku tanpa tahu sebenarnya letak kesalahanku.
Dan terkadang mamah-ku, sering memarahi disertai tindakan kekerasan yang melukai fisik-ku.
Ah pokoknya menyedihkan banget deh ... ( itu terjadi sewaktu aku masih duduk di sekolah dasar )
Setiap mamahku kesal ataupun marah selalu diluapkan padaku.
Beda dengan papah-ku, meskipun papah-ku egois atau terkadang otoriter akan tetapi tindakannya tidak pernah melukai fisikku.
Papah-ku selalu mengajarkan arti sebuah kesabaran untuk menghadapi kehidupan serta harus menjaga shalat, begitu lirihnya.
Dan orang tua juga selalu mengajarkan anak - anaknya agar bergaul atau aktif dalam hal positif di kalangan masyarakat.
Mereka menerapkan itu pada kami selaku anak - anaknya, padahal mereka sendiri sama sekali tidak diterapkan dan diresapi oleh pemikiran dan tindakan mereka ... LUCU MEMANG ... !!!
Entah kenapa aku selalu mencari cari perhatian dari orang lain, terlebih dari seorang guru.
Pernah kejadian waktu kelas 3 sd, aku pernah menyembunyikan buku yang mata pelajarannya jelek di lemari guru kelas 3 tersebut.
Setiap buku yang mata pelajarannya jelek pasti aku sembunyikan di lemari guru.
Sampai sampai mamah-ku selalu menanyakan nilai - nilai pelajaranku, dan aku terpaksa berbohong karena takut selalu kena marah.
Aku bilang " dikumpulin belum dibalikin lagi " ...
Mamah-ku penasaran dan mendatangi guru kelas, hingga akhirnya guru kelas pun memeriksa isi semua lemari dan ternyata banyak bukuku tersimpan disana.
Guru kelas itu marah besar padaku, dan semenjak kejadian itu guru itu menunjukkan sikap bencinya padaku.
Tapi kupikir, tidak hanya orang tua ataupun guru, tidak ada kebijaksanaannya dari mereka. Mereka semua sama.
Memang ada rasa dendam di hati ini pada sang guru itu. Karena apa ? Dia seorang guru seharusnya dia menelaah lebih dalam kenapa aku demikian ? Kenyataannya dia malah menghakimi aku habis - habisan.
Kuakui dalam hal ini aku yang salah, tapi mereka orang yang lebih tua seharusnya mereka memahami lebih bijak bukan malah sebaliknya memvonis aku adalah anak pembohong ...
makanya belajar jangan sama pembantu, nilai nilaimu pada jelek ..., itu yang terlontar dari bibir sang guru.
Kesal memang mendengarnya, tapi aku menghargai karena dia seorang guru, sikapku pada saat itu hanyalah diam.
Bagaimanapun dan apapun sifat orang tuaku aku tidak punya sifat dendam meskipun terkadang terlintas di hatiku aku benci terhadap sifat orang tuaku terlebih mamahku.
Yang terpenting aku selalu mendo'akan kedua orangtuaku agar menjadi orang tua yang shaleh - shaleha bagi anak - anaknya.
Sebenarnya kedua orang tuaku baik, pergi pagi pulang malam mereka bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan anak - anaknya.
Kasih sayang mereka terlebih lagi mamahku terlalu protektif sehingga membuat anak merasa terkekang dan tertekan.
Walaupun demikian jasa jasa dan kebaikan mereka tidak pernah terbalaskan oleh apapun.
Tetap hormatilah dan hargailah kedua orang tua kita !!!